Denpasar, LenteraEsai.id – Kondisi pandemi Covid-19 yang terjadi belakangan ini mencuatkan gagasan untuk melakukan evaluasi terhadap penyelenggaraan pariwisata di Bali.
Langkah yang kemudian ditempuh, salah satunya adalah bagaimana mengangkat produk-produk lokal Bali agar lebih dihargai dan mendapat tempat yang layak dalam industri pariwisata.
Untuk mewujudkan hal itu, Ketua Dewan Kerajinan Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali Ny Putri Suastini Koster menggelar pertemuan dengan beberapa ahli dan pemangku kepentingan guna membahas rencana penyempurnaan cenderamata destinasi wisata dan penggunaan busana yang berbasis kearifan lokal bagi para pramuwisata, yang berlangsung di Kantor Dinas Pariwisata Provinsi Bali di Denpasar, Senin (24/8).
“Mari kita tata agar kue pariwisata ini dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat lokal yang ada di Bali,” kata istri Gubernur Bali Wayan Koster itu.
Ny Putri Suastini Koster mengatakan, Bali memiliki kekayaan dari sisi kearifan lokal yang belum dilibatkan secara baik dalam menciptakan pariwisata budaya yang berkualitas dan berkelanjutan. Dalam kapasitas sebagai Ketua Dekranasda Provinsi Bali, Ny Putri Koster menginginkan produk dan potensi daerah lokal Bali bisa terserap dalam industri pariwisata Bali.
“Misalnya, saya ingin mendapat masukan (cenderamata, red) seperti apa yang harus kita berikan kepada tamu sehingga menjadi sesuatu yang istimewa,” ujar seniman multitalenta yang gemar membaca puisi itu.
Ny Putri Koster meyakini, Bali bisa kembali membuat cenderamata-cenderamata yang berkualitas berbasis kearifan lokal, yang pasarnya selama ini tergerus oleh produk-produk massal impor berkualitas rendah.
Selain cenderamata, Ny Putri Koster juga memiliki ide agar pramuwisata atau ‘guide’ yang ada di Bali, tampil dengan mencirikan budaya Bali. “Mereka tampil dengan kostum atau busana berbasis kearifan lokal. Idenya, melalui pramuwisata menunjukkan produk asli Bali. Produk sandang kita bagus-bagus, limited edition,” kata penyanyi lagu Bali yang juga Ketua TP PKK Provinsi Bali.
Ia menambahkan, hal ini akan memberikan kebanggaan terhadap pramuwisata Bali.
Ketua Himpunan Pramuwisata Bali Nyoman Nuarta menyambut baik rencana pembuatan kostum untuk para guide tersebut. Menurutnya, ini akan memberikan ciri kepada pramuwisata Bali yang legal. “Saya ingin membedakan guide legal dengan ilegal,” ujarnya.
Nuarta berharap, seragam pramuwisata ini nantinya akan menunjukkan identitas dan yang paling penting dari segi harga tidak memberatkan pramuwisata.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Ir Putu Astawa mengatakan, masukan-masukan yang didapat dari rapat ini akan ditindaklanjuti dengan menggandeng desainer-desainer lokal Bali untuk menghasilkan desain-desain yang bisa menyerap produk lokal Bali di industri pariwisata Bali.
Tampak hadir pada kesempatan tersebut, Rektor ISI Denpasar Prof Dr I Gede Arya Sugiartha S SKar MHum, anggota Kelompok Ahli Pembangunan Pemprov Bali Dr Eng I Wayan Kastawan, Guru Besar Ilmu Pariwisata Universitas Udayana Ida Bhawati Prof Pitana dan Ketua DPD Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (Putri) Bali I Gusti Ayu Agung Inda Trimafo Yudha dan beberapa instansi terkait lainnya. (LE-DP1)