Marak Pencurian Sesajen Penjor, Ini Imbauan Warga untuk Pencuri

Penjor yang sedang dipersiapkan untuk hari raya Galungan - Kuningan

Gianyar, LenteraEsai.id – Setelah sempat muncul pada malam Pangrupukan jelang Nyepi tahun lalu, pencurian isi sesajen penjor kembali terjadi menjelang Hari Raya Galungan di beberapa lokasi di Kabupaten Gianyar, Bali.

Sedikitnya 15 sesajen penjor Galungan milik warga di Banjar Mas, Desa Sayan, Ubud, raib dicuri orang tak dikenal. Sesaji berupa beberapa jenis penganan dan buah-buahan itu raib sebelum pemilik penjor menggelar ritual atau ‘ngayabang banten’ pada Hari Raya Galungan, Rabu (19/2) pagi lalu.

Bacaan Lainnya

Pendeknya, ‘banten’ penjor yang hilang dari tempatnya itu umumnya belum ‘diayabang’ atau ‘diketisin’ oleh si empunya rumah pemilik penjor, ujar beberapa warga di Banjar Mas, Desa Sayan, mengungkapkan kepada awak media massa, Kamis (20/2) siang.

Atas kejadian itu, warga mengaku heran hingga kemudian melakukan koordinasi dengan kelian banjar dan pecalang di desa setempat.

I Wayan Darmanta, salah sorang warga yang sesaji penjornya mendadak raib mengatakan, hilangnya banten di sanggah penjor miliknya belum dapat disebutkan secara pasti tentang pelakunya, namun ada dugaan diambil oleh sekelompok buruh proyek yang kerap lalu lalang di jalanan Banjar Mas.

Aksi mereka tersebut diduga dilakukan pada malam-malam, beberapa jam sebelum matahari terbit pada Rabu (19/2) pagi bertepatan dengan tibanya Hari Raya Galungan. “Yang dicuri berupa buah-buahan, jajan, dan uang sesari dalam ribuan rupiah,” ujarnya.

Ia menyebutkan bahwa lebih dari 15 penjor telah diambil banten sesajinya oleh maling yang diduga berkomplot itu. “Ya..belasan warga yang jadi korban di jalan ini saja,” ungkapnya.

Senada dengan Darmanta, beberawa warga lain menyebutkan bahwa sesaji pada sanggah penjor tergolong mudah untuk dijangkau hingga isinya gampang diambil. Sedangkan sesaji yang ditaruh pada pelinggih, relatif tidak bisa digapai.

Warga mengaku sangat menyesalkan kejadian itu, sehubungan sesajen yang diletakkan belum sempat ‘diketisin’ sebagai kelengkapan upacara Hari Raya Galungan. “Jika sudah selesai upacara dan mereka memintanya dengan baik-baik, tentu sama sekali kami tidak keberatan memberikannya. Inikan belum diupacarai,” katanya sambil menggeleng-gelengkan kepala.

Tidak bermaksud menduga-duga, di jalanan ini cukup banyak buruh proyek bangunan vila yang lalu lalang. Di malam hari mereka sering melintas menuju warung atau pasar. Sepulang dari pasar menuju bedeng tempat penampungan mereka itulah ada dugaan aksi pencurian dilakukan.

Kelihan Dinas Banjar Mas Kadek Dwi Putra Yoga mengatakan, pihaknya kini masih mendata secara pasti tentang jumlah warga yang kehilangan banten penjor menjelang Galungan. Selain itu, kejadian yang sempat meresahkan warga tersebut akan dikoordinasikan dengan pihak Pecalang agar dapat dibicarakan, termasuk dengan mandor proyek guna memperoleh gambaran yang pasti.

“Kami akan koordinasikan dengan Pecalang di tingkat desa agar nantinya bisa dibicarakan guna mengungkap para pelakunya,” kata Dwi Putra sembari mengimbau warga untuk tidak main hakim sendiri bila sewaktu-waktu memergoki orang yang mencuri sesaji penjor.

“Seandainya warga memergoki kejadian tersebut, hendaknya tidak melakukan hal-hal yang tidak diinginkan, melainkan cukup dengan melaporkannya kepada yang berwajib,” ucapnya, mengharapkan.

Senada dengan kelihan dusun, Ketua PHDI Gianyar I Nyoman Patra mengharapkan kasus kasus itu tidak terus meluas, terlebih saat ini suasana perayaan Hari Raya Galungan supaya tidak ternodai.

“Dipastikan dulu, mereka mengambil karena memang kebutuhan, atau ada maksud-maksud tertentu seperti untuk melecehkan. Kalau untuk kebutuhan makan, misalnya, tidak masalah kalau memang lapar, anggap saja berbagi. Namun caranya itu perlu dibicarakan agar mereka dapat memintanya dengan baik-baik,” ucap Nyoman Patra.

Menurutnya, jika pengambilan sesaji karena pelecehan, dengan tegas pihaknya akan menindaklanjuti sesuai ketentuan hukum yang berlaku. Namuan demikian, karena ini belum pasti, kata dia, pihaknya berharap agar umat tidak melakukan hal-hal yang dapat merugikan diri sendiri di hari suci ini. “Terlebih, perayaan Galungan adalah momentum untuk berbagi,” katanya. (LE-GN5)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *