Bertemu Duta Jepang, KOPITU Harap Selesaikan Defisit Neraca Berjalan

Denpasar, LenteraEsai.id – Komite Pengusaha UMKM Indonesia Bersatu (KOPITU) melakukan langkah konkret untuk berkontribusi mengatasi permasalahan defisit neraca berjalan yang terjadi di Indonesia setiap tahun.

Hal ini terungkap dari pertemuan yang digelar antara Ketua Umum KOPITU Yoyok Pitoyo SE dengan Vice President JHCPO Kato Yosuke yang berlangsung di Denpasar, Kamis (23/1/2020).

Bacaan Lainnya

Yoyok menjelaskan, sejak Juni 2019 Pemerintah Jepang menawarkan program special skill worker untuk tenaga migran di tujuh negara Asia, temasuk Indonesia.

“Kontrak kerja yang ditawarkan ialah 5 tahun dengan gaji Rp 21 juta hinggga Rp 22 juta,” kata Yoyok.

Sayangnya, ujar Yoyok, pemerintah belum siap untuk menangkap peluang dari special skill worker sehingga hingga enam bulan lebih terlewati, belum ada tenaga migran Indonesia yang dikirim untuk bekerja di Jepang.

“Keenam negara lain, seperti Bangladesh, Filipina, Thailand dan lainnya, sudah getol mengirimkan tenaga migran mereka. Sementara, Indonesia belum mengirim karena masih ada kendala. Misalnya, kalau di enam negara itu menerapkan sistem P to P, artinya privat to private. Sedang di Indonesia diterapkan P to M, yakni privat to mandiri. Ini yang masih jadi kendala,” ujarnya.

Yoyok melanjutkan, padahal sudah ada peluang bagus mengirimkan tenaga migran sehingga akan berpotensi mengalirkan devisa bagi negara.

“Hitungannya begini. Kuota yang disediakan pihak Jepang adalah 345.000 tenaga migran untuk tujuh negara. Indonesia dapat 20%, ya sekitar 70.000 tenaga migran. Kalau 70.000 dikalikan Rp 21 juta, sudah berapa triliun itu nilainya. Ini jelas peluang di depan mata untuk atasi defisit neraca berjalan,” tegasnya.

Yoyok mengharapkan agar Kementrian Tenaga Kerja RI untuk aktif mengajak organisasi atau stake holder terkait, selanjutnya bersama-sama menggelar FGD khusus membahas permasalahan penawaran program spesial Jepang ini.

Di tempat yang sama, Vice President JHCPO Kato Yosuke mengatakan, tujuannya ke Indonesia kali ini adalah menjalin kerja sama di bidang training atau pelatihan dan ketenagakerjaan dari Indonesia ke Jepang.

“Program ini sudah dilakukan sejak pertengahan tahun lalu, dan sudah berlangsung dengan lancar dengan enam negara Asia. Hanya dengan Indonesia yang masih belum berjalan,” ujar Kato Yosuke.

Dia mengatakan, sebelumnya negara Jepang sudah sangat siap menerima tenaga kerja Indonesia, karena memang sangat dibutuhkan keberadaannya. Meningkat di Jepang memang kekurangan tenaga kerja untuk mendukung sistem industri atau jasa.

“Masyarakat Jepang suka karakter orang Indonesia, karena tidak banyak komplain dan tingkat kriminalnya rendah. Jadi mari kita sama- sama persiapkan kemampuan tenaga kerja Indonesia agar sesuai standar yang ditentukan Jepang,” katanya. (LE-DP)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *