Karangasem, LenteraEsai.id – Setelah gubuk bambunya terbakar, I Putu Ariasa (31) beserta istri dan anaknya harus tidur di ruang terbuka di antara puing-puing sisa tempat tinggalnya yang dilahap si jago merah.
Penduduk yang selama ini tinggal di daerah perbukitan Tinjalas, Desa Seraya Timur, Kabupaten Karangasem itu, adalah seorang kuli bangunan yang hidupnya diketahui serba tidak berkecukupan, terlebih sejak pandemi Covid-19 melanda, ia harus kehilangan pekerjaan.
Putu Ariasa bersama istri Ni Kadek Resmi (29) dan anak keduanya (yang pertama sudah meninggal dunia), tinggal di sebuah gubuk sederhana berdinding pelepah kelapa. Karena sering sakit-sakitan dan susah mendapatkan rezeki, akhirnya keluarga ini memutuskasn untuk pindah tempat tinggal.
Dengan membangun gubuk sederhana di lokasi sekitar 100 meter dari tempat tinggalnya selama ini, Ariasa dan keluarga menyusul menempati rumah baru. Namun malang, rumah yang juga dibangun dari rangka bambu beratap dan berdindingkan anyaman daun kelapa itu, tiba-tiba hangus terbakar dan nyaris rata dengan tanah.
Informasi mengenai keadaan keluarga itu awalnya didapat dari hasil kunjungan #TeamRemagi #WikanaSeraya. “Kemudian pada 31 Juli 2020 kami kunjungi dengan memberikan bantuan pakaian layak pakai (pakaian sebelumnya semua ludes terbakar), kasur spon (donasi dari #TiniSuarnaya) serta uang tunai sebesar Rp 500.000,” kata Ketut Suardana, relawan dari Remagi.
Hasil koordinasi di lapangan, lanjut dia, Tim Remagi dan rekanan berencana membantu dengan bedah rumah sederhana untuk keluarga kurang beruntung tersebut.
“Jika ada sahabat yang terketuk untuk berbagi, akan kami kumpulkan untuk membeli material bangunan, silahkan melalui: Rek BRI : 4783 0101 2335 536 dengan Nama: Yayasan Remagi Bali Bukti transfer WA : 081353387857,” ujarnya, mengharapkan.
Semoga Tuhan dan semesta mengetuk pribadi para dermawan untuk berbagi kepada keluarga yang kurang mampu tersebut, dengan harapan mereka dapat memiliki tempat tinggal yang layak. (LE-KR)