Jro Mang Dauh Bantu Warga Difabel di Tigawasa, Bangun Rumah dan Tanggung Biaya Pendidikan Anak

Mang Dauh
Jro Mang Dauh mengulurkan tali kemanusiaan untuk keluarga Putu Suastika yang tinggal di Dusun Umasandi, Desa Tigawasa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng - (Foto: Dok LenteraEsai)

Buleleng, LenteraEsai — Kepedulian terhadap sesama kembali ditunjukkan tokoh pariwisata asal Buleleng, Nyoman Arya Astawa, yang akrab disapa Jro Mang Dauh. Saat berkunjung ke pelosok Dusun Umasandi, Desa Tigawasa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, ia terenyuh melihat kehidupan seorang pria difabel bernama Putu Suastika (40).

Suastika tinggal bersama istri dan anak perempuannya di sebuah rumah sederhana berdinding anyaman bambu dan berlantai tanah di Dusun Umasandi. Meski hidup serba terbatas, ia tetap berjuang mencari nafkah sebagai penganyam bambu untuk menghidupi keluarga dan menyekolahkan anaknya yang kini duduk di kelas V SD.

Bacaan Lainnya

Beberapa bulan sebelumnya, Mang Dauh pernah memberikan bantuan sembako kepada keluarga tersebut. Ia tak menyangka bahwa uluran tangannya begitu membekas bagi Suastika. “Menurut pengakuan beliau, sejak saat itu ia terus berdoa agar ada uluran tangan lagi karena hidupnya sangat memprihatinkan,” ujar Jro Mang Dauh saat diwawancarai LenteraEsai, Kamis (22/10/2025) sore.

Doa itu rupanya terkabul. Saat berkeliling ke beberapa pelosok wilayah, Jro Mang Dauh mendapat informasi mengenai kondisi rumah Suastika. Setelah mengecek langsung, ia merasa prihatin melihat tempat tinggal yang jauh dari kata layak.
“Rumahnya sangat sederhana. Sedih rasanya melihat kondisi itu, apalagi beliau seorang difabel yang tetap berusaha keras demi keluarganya,” tuturnya.

Tergerak hatinya, Jro Mang Dauh pun berinisiatif memperbaiki rumah Suastika agar lebih layak huni. Ia datang membawa tukang serta bahan bangunan untuk segera memulai perbaikan total. Selain itu, ia juga berjanji menanggung biaya pendidikan anak Suastika agar tidak putus sekolah. “Saya pesan, kalau ada kendala dengan pendidikan anaknya, segera beri tahu saya. Saya akan bantu agar sekolahnya tetap berlanjut,” ucapnya.

Di balik kisah haru itu, Jro Mang Dauh mengaku sempat mengalami pengalaman batin yang menggetarkan. “Putu Suastika ini difabel tuna netra. Tapi tadi, dia bilang melihat saya datang bersama wanita cantik. Padahal saya hanya datang dengan tim dokumentasi dan tukang bangunan, tidak ada perempuan. Saya yakin, yang dilihatnya bukan manusia biasa, melainkan sesuatu yang membimbing saya dalam berbuat kebaikan,” tutur Jro Mang Dauh.

Ia berharap, kepedulian terhadap sesama menjadi semangat bersama, terutama bagi warga yang kurang beruntung.
“Apa yang saya lakukan ini sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan. Dulu hidup saya juga sulit, tapi Tuhan memberi jalan lain. Sekarang, giliran saya membalas kebaikan itu dengan membantu orang lain,” katanya dengan nada tulus. (LE-Vivi)

 

Pos terkait