Lombok Tengah, LenteraEsai.id – Meski suasana pandemi Covid-19 belum berakhir, namun kinerja Universitas Udayana (Unud) tetap terdepan dengan menggelar kegiatan-kegiatan positif.
Terbaru, Center for Public Health Innovation (CPHI) Fakultas Kedokteran dan Pusat Unggulan Pariwisata (PUPar) LPPM Universitas Udayana (Unud), melaksanakan Pelatihan Gender Equity, Disability and Social Inclusion for Water Sanitation and Hygiene (GEDSI-WASH) bagi tutor (ToT) dari pemerintah kabupaten dan bagi hotel dan homestay di wilayah wisata Mandalika, Lombok Tengah, NTB.
Kegiatan tersebut dilakukan atas kerja sama dengan the International Water Centre, Griffith University, Institut Teknologi Bandung (ITB), Mitra Samya dan Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah.
Acara Training of Trainer (ToT) ini diselenggarakan di Hotel Ilira, Praya pada 25-26 Oktober 2021, dibuka oleh Kepala Bappeda Lombok Tengah yang dalam hal ini diwakili oleh drh Triwidiastuti MA, staf ahli bidang Pembangunan Ekonomi dan Keuangan Bappeda Lombok Tengah.
ToT ini dihadiri 12 peserta OPD terkait pariwisata dan pembangunan air bersih dan sanitasi pemukiman. Kegiatan pelatihan ini dikoordinasikan dan difasilitasi oleh Ni Made Utami Dwipayanti PhD, dosen Fakultas Kedokteran Unud bersama Bagus Aryawa dari Mitra Samya, lembaga swadaya masyarakat berbasis di Mataram.
Pelatihan diberikan bagi 20 peserta hotel dan homestay yang diselenggarakan di Hotel Jivana, 2-5 November 2021 dan difasilitasi oleh tutor yang telah mengikuti pelatihan ToT. Respon dari staf OPD terkait sebagai tutor dan respon dari peserta hotel sangat positif, karena pelatihan yang difasiltasi oleh staf teknis lintas sektor dirasa sangat bermanfaat bagi masyarakat pelaku wisata untuk membuka wawasan dan jejaring komunikasi lebih dekat antara pemerintah dan pelaku wisata dalam menciptakan lingkungan pariwisata sehat, aman dan inklusif.
Kegiatan ini merupakan bagian dari action research yang diawali dengan formative research dan pengembangan panduan GEDSI WASH melalui proses co-design dengan pemerintah daerah. Kegiatan action research ini meliputi 2 lokasi case study di Indonesia yaitu kawasan wisata Mandalika dan Labuan Bajo, NTT dan 2 lokasi wisata di Fiji.
Melalui panduan yang dikembangkan dan disosialisasikan dalam kegiatan ini diharapkan dapat digunakan oleh pelaku wisata di Indonesia. Penguatan kapasitas bagi pelaku wisata penting dilakukan agar dapat mendukung upaya penyebarluasan implementasi layanan WASH yang inklusif tidak hanya bagi pengunjung, tetapi juga bagi pekerja wisata dan masyakat sekitar.
Diharapkan implementasi pendekatan ini dapat berkontribusi pada pembangunan yang berkelanjutan bagi sektor pariwisata dan bagi masyarakat lokal, khususnya pasca‐Covid‐19, ujar panitia penyelenggara. (LE-LB)