judul gambar
HeadlinesKarangasem

‘Dicengkram’ Covid-19, Sekolah EBPP di Dusun Terpencil Kubu, Kesulitan Biaya Operasional

Karangasem, LenteraEsai.id – Pandemi Covid-19 yang terus melanda dan ‘mencengkram’ dunia tidak hanya telah membuat sektor pariwisata luluh lantak, tetapi juga berimbas terhadap keberlangsungan beberapa sekolah pendidikan nonformal yang selama ini bergantung kepada para donatur yang bergerak di dunia wisata.

Salah satu sekolah nonformal yang terdampak pandemi Covid-19 itu adalah lembaga pendidikan East Bali Property Project (EBPP) yang berlokasi di dusun cukup terpencil di Banjar Dinas Manikaji, Desa Ban, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem.

“Saat ini kita sangat kesulitan biaya operasional sekolah dan terancam tidak bisa melanjutkan pendidikan lagi,” kata Ketua Tim Leader EBPP, Komang Kurniawan saat dikonfirmasi, Selasa (25/5).

Sekolah yang didirikan oleh Yayasan Ekoturin tersebut selama ini lebih banyak didanai oleh Hotel Shanti yang beralamat di Seminyak, Kuta, Kabupaten Badung. Tapi belakangan hotel tersebut operasionalnya tutup karena tidak adanya pengunjung sebagai dampak dari pandemi Covid-19, ucapnya.

Komang Kurniawan menambahkan, saat ini sekolah EBPP mempunyai 168 siswa mulai dari tingkat SD sampai SMA, sementara tenaga guru ada 13 orang. Bangunan sekolah didirikan di enam lokasi yang cukup terpencil,  yaitu di Dusun Bunga, Cegi, Penghalusan, Manikaji, Jatituhu dan Dusun Darmaji, Desa Ban. 

“Karena hotel yang biasa menjadi donatur selama ini sedang tutup, kami berharap bisa mendapatkan donatur dari pihak lain untuk bisa melanjutkan operasional sekolah ini,” kata Kurniawan, mengharapkan.  

Untuk diketahui, di dusun-dusun terpencil di Desa Ban tersebut, sejauh ini tidak ada sekolah yang letaknya cukup dekat dengan pemukiman penduduk. Karenanya, anak-anak didik di beberapa dusun itu hanya bisa bersekolah di EBPP milik Yayasan Ekoturin.

“Itupun, sejumlah anak harus berjalan sekitar satu setengah jam untuk bisa sampai ke sekolah, bahkan tidak sedikit yang harus menempuhnya dengan berjalan kaki,” ucap Kurniawan, menuturkan. 

Biaya operasional sekolah yang dibutuhkan saat ini antara lain untuk pengadaan alat tulis, buku pelajaran, seragam dan gaji guru. Selain itu, jumlah guru juga masih kurang untuk mengajar di enam sekolah tersebut. “Kami sangat berharap ada donatur yang mau peduli untuk kelangsungan ‘hidup’ sekolah EBPP,” ujarnya, menandaskan.  (LE-Jun)

Lenteraesai.id