Gandeng IMO Bali, ACT Dirikan Dapur Umum untuk Pengungsi Kebakaran di Denpasar

Denpasar, LenteraEsai.id – Puluhan warga kini harus mengungsi di Gedung SDN 29 Denpasar setelah tempat tinggal mereka yang merupakan gudang penampung barang-barang rongsokan hangus terbakar pada Sabtu, 6 Februari lalu.

Gudang merangkap tempat tinggal yang oleh masyarakat dijuluki Kampung Pemulung di Jalan Tantular Barat Denpasar itu, kini nyaris rata dengan tanah setelah si jago merah mengkoyaknya lebih dari 2 jam lamanya.

Bacaan Lainnya

Guna meringankan beban mereka, komunitas Aksi Cepat Tanggap (ACT) Bali bekerja sama dengan Ikatan Media Online (IMO) Indonesia Provinsi Bali, kini membuka dapur umum di lokasi penampungan para pengungsi tersebut.

Pengoperasian dapur umum yang disebut Dapur Kemanusiaan itu, merupakan program rutin ACT Bali dalam membantu masyarakat yang membutuhkan, kata Arif Marsudi selaku branch manager ACT Bali di lokasi musibah, Senin (8/2) siang.

Ia menyebutkan, sebelum ini, Dapur Kemanusiaan juga diselenggarakan untuk membantu para pekerja harian lepas yang sangat terdampak dari segi ekonomi sehubungan Virus Corona masih terus mewabah. “Dan kini kami hadir kembali untuk membantu masyarakat yang tengah kesulitan akibat bencana kebakaran,” ucapnya.

Para korban kebakaran sebanyak 70 kepala keluarga (KK) atau lebih dari 100 jiwa itu, kini tidak saja kehilangan tempat tinggal, namun nyaris semua harta benda yang mereka simpan di Kampung Pemulung, hangus dilahap kobaran si jago merah.

Penghuni ‘kampung’ yang umumnya para pemulung yang berasal dari luar daerah Bali itu, tak satupun yang dapat menyelamatkan harta miliknya, sehubungan saat musibah terjadi mereka masih berada di luar ‘kampung’ untuk kepentingan memungut barang-barang rongsokan.

Arif Marsudi mengutarakan, dalam kondisi panik, sedih dan kehilangan, masyarakat tidak akan sempat memikirkan perutnya. “Jadi kami bersama IMO-Indonesia hadir untuk membersamai mereka, semoga mereka tabah dan semangat dalam menjalani kehidupan ke depannya,” katanya.

Rudianto, perwakilan dari IMO-Indonesia Provinsi Bali menyatakan, kolaborasi antara pihaknya dengan ACT Bali adalah langkah baik dalam memperkuat persatuan dan meningkatkan empati untuk sesama.

“Kami membantu apa yang bisa kami lakukan. Melalui kolaborasi dengan Aksi Cepat Tanggap ini, kami harapkan dapat menjadi motivasi bagi semua pihak untuk lebih peka terhadap lingkungan sekitar,” ujar Rudi, panggilan akrab Rudianto.

Dapur Kemanusiaan ini senantiasa akan tetap digelar bersama ACT Bali selama para pengungsi masih membutuhkannya. “Mari kita bersama peduli sesama,” kata Rudi, menyerukan.  (LE-DP)

Pos terkait