HeadlinesKarangasem

Prihatin Karangasem Dicap Tertinggal, Gede Dana Siap Integrasikan Pertanian dengan Pariwisata

Karangasem, LenteraEsai.id – Selama ini, pembangunan di Kabupaten Karangasem nyaris tidak mengalami perkembangan berarti, sehingga wilayah di bagian timur Pulau Bali ini sering mendapat cap atau julukan sebagai daerah tertinggal.

Sepintas sebutan orang seperti itu masuk di akal. Masalahnya, tidak ada kemajuan pembangunan yang berarti di Karangasem. Bersamaan dengan itu, pendapatkan asli daerah (PAD) bagi kabupaten yang juga berjuluk Gumi Lahar, cenderung stagnan, bahkan ironisnya melorot.

“Ironis, dari sisi pendapatan asli daerah (PAD), belakangan malah terus mengalami kemunduran. Pada zaman kepemimpinan Bupati Geredeg hingga tahun 2015, PAD Karangasem masih mencapai Rp 243 miliar. Setahun berikutnya, kenapa malah turun menjadi Rp 233 miliar. Padahal waktu itu belum ada bencana di Karangasem, tapi PAD malah turun,” demikian dikatakan calon Bupati Karangasem I Gede Dana saat berkampanye di Banjar Dauh Pangkung, Seraya Barat, Karangasem pada Jumat, 9 Oktober 2020.

Gede Dana yang mantan Ketua DPRD Karangasem, banyak tahu baik soal perkembangan pembangunan maupun PAD yang terus merosot. Ia menjelaskan, salah satu penyebab turunnya PAD adalah kebocoran di sektor pajak galian C yang semula mencapai Rp 60 miliar per tahun, kini turun menjadi Rp 22 miliar.

“Kebocoran di sektor ini telah membuat PAD Karangasem merosot tajam. Padahal untuk membangun, kita kan jelas membutuhkan anggaran yang tidak sedikit,” kata pria yang berpasangan dengan calon Wakil Bupati Karangasem Artha Dipa (Dana-Dipa) pada perhelatan Pilkada 2020.

Menyikapi hal tersebut, Gede Dana menyatakan jika nanti dirinya menjadi Bupati Karangasem, maka ada 5 program prioritas yang akan benar-benar diterapkan di Gumi Lahar. Meliputi: (1) penguatan pangan, sandang, papan, (2) peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan, (3) ketenagakerjaan dan sosial, (4) agama, adat dan budaya, serta (5) pariwisata.

Menurut Gede Dana, sektor pangan sengaja diletakkan paling awal karena setiap warga pasti membutuhkannya untuk kelangsungan hidup. Program yang hendak dijalankan nanti adalah mengadakan penelitian kontur atau tekstur tanah di tiap kecamatan. Misalnya, di Kecamatan Selat, bagaimana karakter tanahnya dan apa jenis tanaman yang sesuai. Begitu seterusnya.

“Pangan ini nanti akan diintegrasikan dengan pariwisata. Jadi sektor pertanian akan benar-benar digarap, agar warga memiliki kemandirian pangan. Kita telah mengalami masa cobaan dari mulai bom Bali, erupsi Gunung Agung dan sekarang pandemi di mana pariwisata benar-benar terpuruk. Namun jika memiliki tumpuan juga di bidang pertanian, maka setidaknya mampu bertahan seandainya pariwisata sedang lesu,” kata Gede Dana yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Karangasem.

Sementara itu, Kelian Banjat Adat Banjar Dauh Pangkung Ketut Nita mengungkapkan, selama ini PDI Perjuangan selalu unggul di Banjar Dauh Pangkung Seraya Barat. “Kami ini masyarakat kami sudah sepakat untuk memenangkan Bapak Gede Dana, dengan harapan Karangasem menjadi lebih baik. Karangasem yang lebih maju, dan kami juga ingin memiliki pemimpin yang berpihak kepada rakyat,” ujar Ketut Nita, menandaskan.

I Wayan Budi, anggota Fraksi Hanura DPRD Karangasem mengatakan bahwa tidak salah pimpinannya berkoalisi dengan PDI Perjuangan untuk mendukung pasangan Gede Dana- Arta Dipa maju menuju ‘Karangasem-1’.

“Sungguh tidak salah pimpinan Hanura yang akhirnya memilih untuk berkoalisi dengan PDI Perjuangan mengusung Dana-Dipa. Masalahnya, visi dan misi Dana-Dipa sudah jelas, di samping niat mereka yang tulus untuk mengabdikan diri bagi daerah dan masyarakat Karangasem,” kata Wayan Budi, disambut tepuk tangan hadirin yang datang di tempat kegiatan.  (LE-KR)

Lenteraesai.id