Jakarta, LenteraEsai.id – Langkah besar menuju sistem kelistrikan nasional yang lebih andal dan berkelanjutan kembali digulirkan. Direktur Proyek & Operasi Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE), Norman Ginting, tampil sebagai pembicara dalam Grid Talk Series 2 bertema “National Defense of Energy for Smart Grid Island Interconnection”, yang menjadi bagian dari Decagrid Symposium yang digelar oleh PT PLN (Persero).
Kehadiran Pertamina NRE dalam forum tersebut bukan sekadar berbagi pandangan, melainkan memperkuat langkah kolaboratif antar lembaga mulai dari BUMN, sektor swasta, start-up, hingga akademisi dalam membangun inovasi dan pengetahuan bersama demi kemajuan smart grid di Indonesia. Forum ini juga menjadi bagian penting dari penyusunan peta jalan (roadmap) pengembangan sistem kelistrikan nasional untuk dekade mendatang.
Dalam paparannya, Norman Ginting menyoroti konsep Green Enabling Super Grid yang menjadi bagian dari RUPTL sebagai strategi penting memperkuat sistem ketenagalistrikan berbasis energi baru terbarukan (EBT). Melalui inisiatif ini, Indonesia menargetkan bauran energi hijau mencapai 61% atau setara 42,6 GW energi terbarukan, disertai 15% kapasitas sistem penyimpanan energi (10,3 GW) dan pembangunan lima koneksi jaringan antar-pulau (inter-island grid connection).
Super grid sendiri adalah jaringan listrik berskala besar yang menghubungkan berbagai wilayah atau bahkan negara melalui sistem transmisi bertegangan tinggi. Tujuannya adalah menyalurkan energi dalam jumlah besar secara efisien dari daerah yang kaya sumber energi, misalnya energi surya, angin, atau panas bumi ke daerah dengan kebutuhan listrik tinggi bahkan bila lokasinya terpisah pulau atau benua.
Pertamina NRE memainkan peran sentral dalam tiga pilar utama pengembangan super grid tersebut. Pertama, ekspansi geothermal, untuk menyalurkan daya dari sumber energi panas bumi ke pusat-pusat beban utama. Kedua, solar PV hingga 100 GWp, yang mendukung program Koperasi Desa Merah Putih khususnya di wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal). Ketiga, pembangunan jaringan transmisi HVDC (High Voltage Direct Current), guna memperkuat konektivitas sistem kelistrikan antar-pulau di seluruh Nusantara.
“Melalui Green Enabling Super Grid, kami berkomitmen mendukung transisi energi nasional dengan memaksimalkan potensi geothermal dan tenaga surya, serta memastikan konektivitas antar-pulau agar energi bersih dapat dinikmati secara merata di seluruh Indonesia. Dari sisi investasi, Pertamina NRE siap berperan dalam tahap technical design, konstruksi, hingga operation and maintenance,” ujar Norman Ginting, Direktur Proyek & Operasi Pertamina NRE.
Menutup sesinya, Norman menegaskan komitmen Pertamina NRE dalam mendukung Program 100 GW Pemerintah, sebuah amanat langsung dari Presiden Republik Indonesia. Program ini dipandang sebagai peluang strategis untuk memperkuat kolaborasi nasional di bidang energi bersih.
Pertamina NRE pun menegaskan posisinya sebagai mitra strategis pemerintah yang terus bergerak mewujudkan masa depan energi Indonesia yang bersih, andal, dan berkelanjutan sejalan dengan komitmen mencapai target energi hijau nasional dan NZE 2060. (LE-Vivi)







