Tradisi Sampi Gerumbungan hingga Joged Buleleng Meriahkan Lovina Festival 2025

Tokoh pariwisata Buleleng, Nyoman Arya Astawa alias Mang Dauh, memberikan bantuan senilai Rp 4 juta kepada masing-masing kelompok ternak Bage Sebali sebagai bentuk dukungan terhadap pelestarian budaya agraris lokal - (Foto: Dok LenteraEsai/Anom Wijaya)

Buleleng, LenteraEsai.id — Berbagai atraksi budaya dan tradisi lokal kembali menyemarakkan perhelatan Lovina Festival 2025 yang telah resmi tercantum dalam Calendar of Events Kementerian Pariwisata Republik Indonesia. Festival tahunan ini menjadi salah satu daya tarik utama pariwisata Buleleng dengan menampilkan kekayaan budaya khas Bali Utara.

Salah satu kegiatan yang menyedot perhatian adalah lomba perahu layar, yang mengambil titik start dari Pantai Desa Kerobokan dan finish di Pantai Binaria, Lovina. Dalam ajang tersebut, Tim Sinar Bahari dari Desa Kaliasem yang berkolaborasi dengan komunitas Semeton Mang Dauh (SMD) berhasil menyabet posisi juara 1, 2, dan 3 sekaligus.

Bacaan Lainnya

Sementara itu, tradisi Sampi Gerumbungan—yang merupakan kearifan lokal Desa Kaliasem, Kecamatan Banjar—kembali ditampilkan sebagai bentuk syukur para petani atas limpahan hasil pertanian dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Dalam kesempatan tersebut, tokoh pariwisata Buleleng, Nyoman Arya Astawa alias Mang Dauh, memberikan bantuan senilai Rp 4 juta kepada masing-masing kelompok ternak Bage Sebali sebagai bentuk dukungan terhadap pelestarian budaya agraris lokal.

Puncak kemeriahan terjadi pada malam ketiga festival, tepatnya pukul 21.00 WITA, saat digelar adu penampilan antara dua sekaa joged: Sekaa Joged Manik Giri Kusuma dari Desa Munduk Bestala, Kecamatan Seririt, dan Sekaa Joged Suara Murti dari Desa Bontihing, Kecamatan Kubutambahan. Penampilan mereka memukau penonton dengan kelincahan gerak penari dan kekompakan gamelan yang menyatu dalam aura taksu Bali.

“Merinding menyaksikan penampilan mereka,” ujar Putu Ardika, salah satu pengunjung dari Desa Selat, Kecamatan Buleleng. Hal senada juga diungkapkan oleh Komang Hendrawan, pengunjung asal Desa Tajun, yang menyebut pertunjukan tersebut ‘sangat memukau’.

Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, pendanaan Lovina Festival 2025 sepenuhnya bersumber dari kontribusi masyarakat dan pelaku pariwisata, tanpa menggunakan dana APBD Kabupaten Buleleng. Mang Dauh selaku koordinator mengungkapkan, dana sebesar Rp 700 juta berhasil dikumpulkan dalam waktu satu bulan berkat partisipasi berbagai pihak, termasuk donatur asing Mr. Rolland.

“Saya melakukan yang terbaik untuk Lovina,” ucap Mr. Rolland yang merasa bahagia dapat terlibat dalam festival ini.

Mang Dauh pun menyampaikan rasa syukurnya atas terselenggaranya festival tanpa membebani APBD. “Astungkare, atas kehendak Ibu Semesta, semua tantangan bisa kami lewati. Terima kasih tak terhingga kepada Mr. Rolland dan semua pihak yang telah ikhlas menyumbangkan dana untuk Lovina Festival 2025. Semoga semuanya selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa,” ujarnya.

Selain mengurus pendanaan, Semeton Mang Dauh (SMD) juga turut berkontribusi dalam bidang kebersihan. Setiap hari, sebanyak 20 relawan SMD diterjunkan untuk membersihkan area Pantai Lovina bersama Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng. Tak hanya itu, sebanyak 500 nasi bungkus disiapkan setiap hari untuk para pekerja kebersihan selama festival berlangsung.

“Sing kedas, sing mulih—tidak pulang sebelum bersih, itulah tekad kami,” ujar Joni Suarsana, perwakilan relawan SMD.

Dengan semangat gotong royong, kekuatan budaya, dan kolaborasi masyarakat, Lovina Festival 2025 kembali membuktikan diri sebagai ikon kebanggaan Buleleng yang mampu menarik perhatian wisatawan dan menjaga kelestarian budaya lokal secara berkelanjutan. (LE-Anom Wijaya)

Pos terkait