Dikembangkan Sejak 2022, AQUA Mambal Dukung Taman Gumi Banten di Glagahlinggah

Stakeholder Relation Manager AQUA Mambal I Nyoman Arsana menunjukkan rorak atau guludan untuk menampung air hujan di kawasan Wana Wisata Glagahlinggah, Kintamani, Bangli - (Foto: Dok LenteraEsai)

Kintamani, LenteraEsai.id – Pulau Bali sangat erat dengan tradisi dan budaya yang sangat menjunjung keharmonisan hubungan antara manusia dengan Tuhan, alam semesta dan sesama manusia itu sendiri.

Berpegang pada konsep ini, maka ritual upacara keagamaan pun menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Pulau Dewata, sehingga kebutuhan akan sarana upakara sangat tinggi di Bali. Terlebih saat pujawali yang dilaksanakan di setiap parahyangan masing-masing Adat. Guna memenuhi kebutuhan tersebut, kelompok Tani Hutan Glagahlinggah dan Desa Adat Glagahlinggah, Desa Kintamani, Kecamatan Kintamani,Bangli bersepakat memilih mengembangkan Taman Gumi Banten, khusus untuk tanaman yang biasa dipakai sarana upakara dan tanaman obat. Taman Gumi Banten ini sudah dikembangkan sejak tahun 2022 lalu.

Bacaan Lainnya

Taman Gumi Banten di Wana Wisata Hutan Pinus Glagahlinggah merupakan salah satu kegiatan dari program Desa Ramah Air Hujan dan Wisata Alam. Program Desa Ramah Air Hujan dan Wisata Alam sendiri adalah implementasi inisiatif CSR dari Pabrik AQUA Mambal dengan Lingkup kegiatannya meliputi Konservasi Sumber Daya air dan Budaya.

Stakeholder Relation Manager AQUA Mambal I Nyoman Arsana menyampaikan bahwa Wana Wisata Hutan Pinus Glagahlinggah ini diharapkan menjadi wadah edukasi bagi masyarakat Desa Adat Glagalinggah sekaligus wisatawan yang berkunjung. “Pendampingan yang kami lakukan telah membuahkan hasil dengan lingkungan yang terjaga baik oleh masyarakat dengan kearifan lokalnya.

Potensi tersebut menjadikan Wana Wisata Hutan Pinus Glagahlinggah sebagai salah satu tujuan wisata, kami akan terus mendorong kebaikan tersebut supaya bisa menginspirasi lebih banyak orang” Kata Arsana.

“Dalam pelaksanaannya, kami menggandeng Yayasan Sahabat Timur Indonesia sebagai mitra di lapangan, mahasiswa, media, masyarakat desa tentunya. Kami juga berkoordinasi dan berkonsultasi dengan UPTH KPH Bali Timur. Pendekatan pentahelix tersebut kami lakukan mewujudkan sinergi yang optimal,“ tambah Arsana.

Ketua Pengelola Wana Wisata Hutan Pinus Glagalinggah I Wayan Sumadi menjelaskan, “Kelompok Tani Hutan Glagahlinggah lestari yang jumlahnya 72 orang memanfaatkan kawasan Hutan dengan hak pengelolaannya sejak tahun 2018 di mana Kelompok Tani Hutan Glagalinggah Lestari diberikan hak Pengelolaan Hutan dengan luas 54 Ha. “Semenjak tahun 2021 bekerjasama dengan AQUA Mambal dan Yayasan Sahabat Timur Idonesia mengembangkan program Desa Ramah Air Hujan dan Wisata Alam dengan kegiatan Wana Wisata Hutan Pinus Glagalinggah berbasis konservasi Daya Air dan Budaya” ujarnya.

Bendesa Adat Glagalinggah I Wayan Tatok Suputra mengatakan “Sebelum ditetapkan menjadi Taman Gumi Banten kondisinya juga sama seperti hutan-hutan lainnya di wilayah desa sekitar. dilakukan penebangan liar oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Jumlah jenis vegetasinya semakin berkurang karena tidak ada konservasi sehingga Kondisi sungguh sangat mengkhawatirkan. Setelah ditetapkan menjadi Taman Gumi Banten, di Kawasan ini sudah dilakukan konservasi sebanyak 24 jenis tanaman upacara dan tanaman obat, dan pengembangannya masih terus dilakukan dengan memperkaya jenis vegetasi dengan harapan perlahan atasi sulitnya sarana upacara” ujarnya.

Tidak hanya dijadikan sebagai sarana pemenuhan upacara, keberadaan Taman Gumi Banten juga dimanfaatkan untuk pengembangan wisata alam. Di lokasi hutan sudah tersedia tempat parkir yang luas, Jembatan gantung, ruang rapat ditengah hutan, Kedai Kopi dengan halaman yang luas, tempat camping, tempat prewedding dan amphitheater di bawah pohon pinus untuk pagelaran budaya dan kegiatan kumpul-kumpul di alam terbuka.

Tentang Glagahlinggah

Desa Adat Glagahlinggah merupakan desa adat yang berada di wilayah administratif Dusun Glagahlinggah. Dusun Glagahlinggah sendiri merupakan salah satu dusun yang berada di Desa Kintamani, kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali.

Daerah ini berada pada ketinggian 1.200 mdpl, sehingga merupakan dataran tinggi (pegunungan). Letaknya yang berada pada lereng Gunung Batur membuat daerah ini memiliki jenis tanah entisol dengan tekstur tanah didominasi oleh pasir dengan persentase 82-94,5%.

Dusun Glagahlinggah berada berbatasan langsung dengan kawasan hutan pinus. Udara di sana sangat sejuk dan suhunya terasa dingin. Daerah ini memiliki curah hujan tinggi selama 6 sampai 7 bulan.

Latar belakang masyarakat Desa Adat Glagahlinggah adalah pendatang yang bekerja sebagai petani penggarap kebun (penyakap). Awalnya mereka adalah penyakap di lokasi perkebunan, yang kemudian membentuk sebuah kelompok dan mengorganisir diri Menjadi banjar tempekan (Dusun) sampai pada akhirnya berkembang Menjadi Desa Adat. Kini Desa Adat ini memiliki jumlah penduduk sebanyak 865 jiwa, dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 235 KK.

Sebagian besar mata pencaharian penduduknya adalah sebagai petani dan peternak. Komoditi pertanian unggulan disini adalah kopi, pisang, jeruk dan kacang-kacangan. Sedangkan dari sektor peternakan, masyarakat banyak yang memelihara sapi, babi dan ayam kampung.

Pewarta: Vivi Suryani
Redaktur: Laurensius Molan

Pos terkait