judul gambar
HeadlinesNasional

Semeru Meletus Warga Panik, Siang Berubah Jadi ‘Malam’ Gelap Gulita

Lumajang, LenteraEsai.id – Gunung Semeru yang meletus dahsyat dengan memancarkan debu vukkanik dalam ratusam meter ke angkasa pada Sabtu (4/12) sore tidak hanya telah menimbulkan hujan abu, tetapi juga mengubah situasi yang berlangsung siang menjadi gelap gulita bagaikan malam hari.

Sore itu sekitar pukul 15.30 WIB, warga masyarakat di sejumlah desa di bagian lereng dan kaki gunung yang bercokol di dua kabupaten, Lumajang dan Malang, Jawa Timur itu, dilanda panik berlarian menjauh dari kepulan asap tebal yang nampak terus mendekat.

Bersamaan dengan itu, cahaya matahari mulai tertutup tebalnya abu vukkanik hingga tidak mampu menerobos ke perbukaan bumi, praktis membuat sejumlah desa di Kabupaten Lumajang menjadi gelap gulita bagai malam hari.

Akibatnya, kendaraan bermotor yang bergerak lambat di jalan raya harus menyalakan lampu, demikian juga rumah-rumah penduduk, warung, toko dan tempat-tempat lainnya spontan tampak menyalakan lampu penerangan, padahal sesungguhnya hari masih sore. Bersamaan dengan itu, warga panik dan beberapa di antaranya menggemakan irama takbir.

Gunung tertinggi di Pulau Jawa yakni menjulang 3.676 meter dpl itu, dilaporkan mengalami peningkatan aktivitas vulkanik yang ditunjukkan dengan terjadinya guguran awan panas mengarah ke wilayah Besuk Kobokan, Desa Sapiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur pada Sabtu (4/12) sore sekitar pukul 15.20 WIB.

Kronologi kejadian yang diamati dari Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Gunung Semeru di Pos Gunung Sawur, Dusun Poncosumo, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, diketahui bahwa getaran banjir lahar atau guguran awan panas tercatat mulai pukul 14.47 WIB dengan amplitudo maksimal 20 milimeter.

Pada pukul 15.20 WIB, PPGA Pos Gunung Sawur kemudian melaporkan visual abu vulkanik dari guguran awan panas beraroma belerang, sangat jelas teramati mengarah ke Besuk Kobokan. Selain itu, laporan visual dari beberapa titik lokasi juga mengalami kegelapan akibat kabut dari abu vulkanik.

Catatan yang dihimpun Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), guguran lava pijar teramati dengan jarak luncur kurang lebih 500-800 meter dengan pusat guguran berada kurang lebih 500 meter di bawah kawah.

Sebagai respon cepat dari adanya kejadian guguran awan panas tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang telah mengeluarkan imbauan kepada masyarakat dan para penambang untuk tidak beraktivitas di sepajang Daerah Aliran Sungai (DAS) Mujur dan Curah Kobokan.

Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari PhD mengungkapkan, anggota BPBD Kabupaten Lumajang bersama tim gabungan lainnya segera menuju lokasi kejadian di sektor Candipuro-Pronojiwo untuk melakukan pemantauan, kaji cepat, pendataan, evakuasi dan tindakan lainnya yang dianggap perlu dalam penanganan darurat.

Tim BPBD Kabupaten Lumajang saat ini tengah mengupayakan untuk mendirikan titik pengungsian sektoral di Lapangan Kamarkajang, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang.

Hingga siaran pers ini diturunkan Sabtu (4/12) petang belum ada laporan mengenai jatuhnya korban jiwa, sementara visual Gunung Semeru masih tertutup kabut disertai hujan dengan intensitas sedang. Untuk kerugian material dan dampak lainnya dari erupsi Semeru masih dalam pendataan, ucapnya. (LE-JK)

Lenteraesai.id