judul gambar
HeadlinesKarangasem

Trauma Gempa, Warga Ban Pilih Tidur di Alam Terbuka

Karangasem, LenteraEsai.id – Bencana gempa bumi ternyata menimbulkan dampak psikologis berupa traumatik bagi warga masyarakat. Hal inilah yang terjadi di wilayah Desa Ban, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem, Bali.

Guncangan gempa yang terjadi pada Sabtu, 16 Oktober 2021 pukul 04:18:23 Wita pada koordinat 8,32° LS; 115,45° BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 8 km barat laut Karangasem pada kedalaman 10 km, menimbulkan dampak ketakutan pada sebagian besar penduduk Desa Ban.

Betapa tidak, puluhan rumah warga di desa tersebut luluh lantak diterjang gempa di kala hari masih cukup gelap. Ini yang mendasari warga menjadi trauma. Terlebih, bumi berguncang yang juga menelan seorang korban jiwa di Desa Ban itu, beberapa kali dibuntuti gempa susulan.

Sekretaris Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) RAPI Karangasem Wayan Suara Arsana ketika dihubungi, Sabtu (16/10) malam menyebutkan, Dusun Jatituhu, Desa Ban merupakan kawasan yang paling parah terdampak gempa. Dusun itu terletak di bagian lereng timur Gunung Agung.

“Malam ini warga memutuskan untuk tidur di luar rumah, di alam terbuka, karena takut dan trauma terhadap munculnya gempa susulan yang cukup besar. Terlebih, sebagian besar rumah penduduk di Dusun Jatitulu kondisinya rusak berat,” ujar Suara Arsana dari lokasi musibah.

Dihubungi lewat sambungan telepon, Suara Arsana mengungkapkan, data sementara hingga pukul 23.30 Wita, dampak gempa di Desa Ban adalah seorang meninggal dunia, luka ringan 74 orang, rumah rusak berat 325 unit, rumah rusak ringan 379 unit dan pura atau sanggah yang mengalami kerusakan 111 unit.

Warga yang kini melewati malam di alam terbuka, beberapa di antaranya tampak menggunakan terpal dan lembaran seadanya untuk menutup bagian badan, atau berlindung di bawah mobil truk yang sedang diparkir di halaman rumah.

Selain itu, ada juga warga yang membuat tenda-tenda darurat memanfaatkan daun kelapa dan dedaunan pohon lainnya, atau lembaran barang bekas untuk sekedar menutup bagian tubuh yang rebah di atas tikar yang digelar di atas permukaan tanah.

Sebelumnya, Kepala Balai Besar MKG Wilayah III Denpasar Agus Wahyu Raharjo SP menyebutkan, dampak gempa bumi berdasarkan laporan masyarakat berupa guncangan yang dirasakan di wilayah Karangasem, Denpasar dan Lombok Utara sebesar IV MMI, Lombok Timur, Lombok Tengah, Lombok Barat, dan Mataram III MMI.

Sementara itu, sejumlah warga melaporkan adanya kerusakan akibat terjadinya gempa yang sempat membuat bumi Karangasem dan Bangli ‘megejeran’. Di Pempatan, Kecamatan Rendang, terdapat kerusakan bangunan sanggah dan beberapa rumah milik warga.

Di sepanjang jalur mulai dari daerah Pempatan menuju Tianyar, Karangasem, terjadi longsoran di beberapa titik hingga mengakibatkan jalanan tersebut nyaris lumpuh total.

Untuk di wilayah Kabupaten Bangli, guncangan gempa telah memicu terjadinya bencana tebing longsor di Desa Trunyan, Kecamatan Kintamani.

Dua warga Trunyan dilaporkan tewas akibat tertimbun material longsoran, dan lima lainnya barhasil dikuak dari timbunan bangunan yang roboh serta tertindih bebatuan yang jatuh dari bagian tebing di tepi Danau Batur itu.

Baik korban tewas maupun yang luka-luka seluruhnya telah berhasil dievakuasi oleh petugas gabungan setempat untuk mendapat perawatan di Puskesmas Kintamani.  (LE-KR)

Lenteraesai.id