judul gambar
BadungHeadlines

Tempat ‘Nunas’ Kelancaran Karir di Pura Ntegana, Dijaga Puluhan Ribu Pasukan ‘Maya-maya’

Badung, LenteraEsai.id – Jika ditelusuri, tidak sedikit pura di beberapa daerah di Bali yang memiliki cerita, bahkan terbukti memberi berkah dan kerahayuan baik sekala maupun niskala.

Salah satunya adalah Pura Ntegana. Tempat peribadatan bagi umat Hindu yang diperkirakan peninggalan zaman purbakala itu terletak di Desa Adat Tegal, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung.

Krama di desa setempat meyakini keberadaan pura selama ini banyak memberi berkah, mulai dari memperlancar karir dalam dunia pekerjaan sampai ke berkah kesembuhan bagi warga yang menderita sakit.

Hal tersebut diyakini setelah adanya beberapa krama, bahkan dari luar desa sekalipun yang memperoleh anugrah dan berkat dari Ida yang berstana di Pura Ntegana, kata Jro Mangku Si Gede Made Suka, pemangku di pura tersebut ketika ditemui pewarta LenteraEsai pada Minggu (18/7).

“Ya, memang ada saja beberapa krama yang tangkil guna memohon agar karirnya dilancarkan, misalnya di kantor pemerintahan dan lain-lain,” ucapnya, mengungkapkan.

Selain untuk kepentingan karir atau jabatan dan kepangkatan, lanjut Jro Mangku Suka, ada juga krama yang tangkil nunas kesembuhan dari sakit menahun yang tidak kunjung sembuh. Akhirnya juga dapat dianugrahi kesembuhan.

“Belum lama ini ada salah seorang krama desa yang menderita sakit kangker payudara ‘mepinunasan’ di sini. Dengan penuh keyakinan ia tangkil memohon penugrahan berupa tirta. Setelah beberapa lama akhirnya krama tersebut sembuh dari sakit dideritanya,” ujarnya.

Krama yang datang untuk nunas penugrahan kesembuhan dari penyakitnya, kata Jro Mangku Suka, biasanya membawa Pejati dan canang sari, dan sebaiknya tangkil pada rahinan di Bali seperti Purnana atau Kajang Kliwon.

Usai melakukan serangkaian ritual dan persembahyangan, krama yang datang tangkil untuk sementara waktu tidak diperbolehkan memakan daging babi atau sapi, ucapnya.

Sementara itu, Penyarikan Pura Ntegana, I Nyoman Arka menyampaikan, di areal jaba pura yang telah ada sejak zaman purbakala itu, selama ini diketahui dijaga oleh 80 ribu anggota pasukan niskala yang tidak kasat mata.

Ketika didesak tentang wujud dari pasukan tersebut, Nyoman Arka mengatakan, entah berupa apa, karena belum ada yang dapat memastikannya.

“Biasanya puluhan ribu anggota pasukan tersebut muncul dengan ‘atribut’ tertentu bila di wilayah Desa Adat Tegal timbul sesuatu yang tidak kondusif, seperti serangan wabah penyakit dan hal-hal lain, baik secara sekala maupun niskala,” ujar Nyoman Arka.

Keberadaan pasukan ‘maya-maya’ tersebut diyakini oleh krama desa sebagai suatu kekuatan yang selama ini menjaga kawasan pura berikut pada penyungsungnya yang ada di wewengkon Desa Adat Tegal, Kecamatan Abiansemal, ujar Penyarikan Pura Ntegana, menjelaskan.  (LE-BD)

Lenteraesai.id