judul gambar
HeadlinesKarangasem

TPS Butus Nantinya Mampu Kelola 200 Ton Sampah Per Hari

Karangasem, LenteraEsai.id – Terkait dengan rencana pembangunan tempat pengolahan sampah (TPS) dengan teknologi SRF (solid recovered fuel) di Banjar Butus, Desa Bhuana Giri, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem, nantinya akan mampu mengolah hingga 200 ton sampah per hari.

“Teknologi SRF tersebut mampu mengolah hingga 200 ton sampah per harinya. Jadi ini merupakan solusi terkait dengan permasalahan sampah di Karangasem,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Karangasem I Gede Ngurah Yudiantara, saat ditemui di TPA Butus, Selasa (6/7).

TPS yang akan dibangun tersebut sementara waktu akan mengolah sampah yang ada di TPA Butus, TPA Linggasana dan TPA Besang terlebih dahulu, setelah itu baru yang ada di seluruh kecamatan di Kabupaten Karangasem, ucapnya.

Berdasarkan data yang ada, sampah yang dihasilkan di seluruh Kabupaten Karangasem mencapai 300 ton per hari. “Jadi TPS di Butus nantinya hanya akan mengolah sampah yang ada di Karangasem saja, tidak perlu ke daerah lain karena sampah yang ada di kabupaten ini saja sudah mencukupi,”
ujar Yudiantara.

Ia menyebutkan, seluruh proses pengolahan sampah di TPS Butus akan dilakukan secara in door dengan cara pemanasan, bukan pembakaran sehingga masyarakat tidak perlu takut dengan polusi yang akan ditimbulkannya.

Yudiantara juga mengatakan bahwa Pemkab Karangasem tidak mengeluarkan anggaran sepeser pun untuk pembangunan TPS tersebut, karena semua pembiayaan dilakukan oleh investor.

Sementara itu, Perbekel Desa Bhuana Giri I Nengah Diarsa mengatakan,  pihaknya sudah berusaha melakukan sosialisasi ke masyarakat terkait rencana pembangunan TPS di Butus yang luasnya mencapai 1,6 hektare. Bahkan sosialisasi sudah dilakukan sebanyak 3 kali, supaya masyarakat paham terkait dengan rencana pembangunan TPS bukan TPA.

Diarsa mengatakan, saat melakukan sosialisasi sebagian besar masyarakat setuju dengan pembangunan TPS di Banjar Butus itu, karena ini merupakan solusi terkait dengan banyaknya sampah yang kini menumpuk di TPA Butus.

I Kadek Kari, salah seorang warga asal Banjar Dinas Tegal Bengkak, Desa Adat Komala yang rumah tinggalnya berdekatan dengan rencana pembangunan TPS tersebut mengatakan, selama ini sosialisasi terkait dengan pembangunan TPS dinilai masih kurang, sehingga masyarakat  belum semuanya paham tentang itu hingga memunculkan reaksi pro dan kontra.

“Saya harap sosialisasi lebih inten lagi dilakukan supaya masyarakat semuanya paham terkait dengan pembangunan TPS ini, apalagi rumah saya berdekatan dengan lokasi tempat rencana pembangunan TPS,” kata Kari mengharapkan.

Mendengar usulan tersebut, Yudiantara mengaku siap untuk kembali melakukan sosialisasi ke masyarakat supaya lebih paham dengan rencana pembangunan TPS di Butus itu, sehingga tidak timbul lagi wacana yang pro dan kontra.  (LE-Jun)

Lenteraesai.id