judul gambar
HeadlinesJembrana

Sebagai Penghasil Kakao Kualitas Ekspor, Desa Candikusuma Terus Berinovasi

Jembrana, LenteraEsai.id – Desa Candikusuma, Kabupaten Jembrana, Bali yang dikenal sebagai desa penghasil kakao berkualitas ekspor, terus berinovasi agar produktivitas atau panen kakao kian meningkat

Perbekel Desa Candikusuma I Wayan Suardana ketika ditemui, Rabu (5/5), menyampaikan terima kasih atas perhatian Pemkab Jembrana yang sudah mendukung pengembangan dan peningkatan produktivitas kakao.

Dukungan tersebut diwujudkan dengan me-lounching ‘Dokter Kakao’ atau tim ahli pendamping komoditas kakao oleh Bupati Jembrana Nengah Tamba beberapa hari lalu.

Desa Candikusuma memiliki 7 subak, di antaranya Subak Abian. Dengan adanya ‘Dokter Kakao’ diharapkan bisa membantu petani dalam mengembangkan budidaya tanaman penghasil bahan penganan coklat itu di desa ini, katanya.

“Program Bapak Bupati Tamba tersebut sangat bagus, di mana nantinya bisa membantu petani tentang tata cara meningkatkan hasil panen kakao,” ucapnya.

Di samping sebagai pembudidaya kakao, di Desa Candikusuma juga ada pabrik yang mengolah biji kakao, yang diberi nama Rumah Kakao.

Rumah Kakao merupakan pabrik yang mengolah atau mempermentasikan biji kakao yang siap dieksport. Pabrik yang dikelola oleh KWT Kusuma Sari itu, juga memproduksi permen coklat dan coklat batangan, Akan tetapi, kata Suardana, pemasaranya masih kurang bagus.

Sehubungan dengan itu, Suardana berharap kepada pihak terkait bisa membantu pemasaranya, sehingga petani kakao lebih bergairah dan semangat untuk bekerja.

Mengenai kendala yang ada di lapangan, Suardana menjelaskan, belum adanya mesin pengering kakao serta mesin pemangkas batang. Untuk itu dirinya berharap pemerintah terkait bisa membantu.

“Intinya untuk mengembangkan dan meningkatkan hasil kebun kakao, pemerintah diharapkan juga hadir turut membantu memfasilitasi, baik berupa penyediaan bibit maupun peralatan tani dan pupuk,” ujarnya, berharap.

Suardana menambahkan, kini masih banyak kebun kakao yang belum digarap secara maksimal, serta masih banyaknya lahan di Candikusuma yang sesungguhnya bisa ditanami kakao.

Ditanyakan potensi pariwisata, Suardana menjelaskan di Desa Candikusuma memiliki objek wisata Pantai Balai Bengong. Cuma penataanya belum maksimal.

Masalahnya, lanjut dia, anggaran desa tidak cukup membiayai objek wisata tersebut, terutama infrastruktur jalan yang sudah rusak serta krib penahan gelombang yang tidak lagi bisa menahan gelombang. “Akibatnya, timbul abrasi, sehingga kami harapkan dinas terkait bisa membantu,” ujarnya.

“Di samping pengembangan kakao, kami berharap pemerintah juga membantu penataan dan perbaikan jalan serta penahan gelombang di kawasan pantai, sehingga objek wisata Balai Bengong bisa menjadi tempat yang asri untuk kunjungi masyarakat lokal, domestik dan mancanegara,” katanya, penuh harap.  (LE-Yut)

Lenteraesai.id