judul gambar
AdvertorialGianyarHeadlines

Terapkan Vaksinasi Berbasis Banjar, Warga 33 Banjar di Ubud Divaksin Massal

Gianyar, LenteraEsai.id – Masa pandemi belum juga usai, pemerintah mengambil laangkah konkret untuk melindungi warga agar terhindar dari Virus Corona. Kali ini, Gubernur Bali Wayan Koster meninjau pelaksanaan vaksinasi massal sistem banjar di kawasan Ubud, Kabupaten Gianyar pada Senin, 22 Maret 2021.

Gubernur Koster mengungkapkan bahwa sistem vaksinasi berbasis banjar yang dilakukan di Ubud merupakan inovasi baru dalam manajemen vaksin demi terwujudnya percepatan vaksinasi. “Yang istimewa dan menarik dari Gianyar adalah inovasi manajemen vaksin yang betul-betul berbasis banjar dan melibatkan semua organisasi perangkat daerah. Masing-masing banjar sebagai penanggung jawab dan melibatkan rumah sakit pemerintah maupun swasta, jadi semua pihak diajak berkontribusi berpartisipasi untuk melaksanakan vaksinasi,” tutur Gubernur Koster.

Lebih lanjut Gubernur Koster menuturkan, vaksinasi massal di kawasan Ubud yang dijadikan zona hijau oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Bali, yang nanti pada saatnya boleh dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun mancanegara. Oleh karena itu kawasan Ubud diprioritaskan diberikan vaksinasi.

Jumlah penduduknya termasuk tenaga kerja yang dari luar namun bekerja di Ubud, totalnya mencapai 47.000 orang. Gubernur Koster meyakini bahwa apa yang dilakukan Bupati Gianyar dengan manajemen vaksin berbasis banjar dengan melibatkan semua dinas atau organisasi perangkat daerah, dapat mempercepat proses vaksinasi.

Harapannya vaksinasi sistem banjar yang diterapkan Bupati Mahayastra dapat menjadi contoh manajemen vaksin yang efektif dan bisa diterapkan di kabupaten lainnya. “Saya berharap agar nantinya apa yang diterapkan di Gianyar oleh Bupati Gianyar bisa dilakukan di kabupaten yang lainnya, sehingga percepatan vaksinasi di Provinsi Bali yang diprioritaskan oleh Presiden dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan target yang ditentukan,” ujar Ketua DPD PDI Perjuangan Bali tersebut.

Sementara itu, Bupati Gianyar I Made Mahayastra mengungkapkan, vaksinasi yang dilakukan di kawasan Ibud merupakan persiapan menyongsong dibukanya kembali kunjungan wisatawan. “Karena dari dulu harapan masyarakat Ubud agar pariwisata dibuka, namun mereka tidak tahu langkah-langkahnya. Langkah awalnya harus kita pastikan semua masyarakat sudah divaksin dan kita lakukan hari ini,” ucapnya.

Di samping itu semua, perusahaan sudah memiliki sertifikat CHSE (Clean, Health, Safety, and Environment) dan juga manajemen protokol kesehatan di masing-masing perusahaan, hotel dan restoran, sehingga ke depan ketika saatnya pariwisata dibuka, semuanya sudah siap untuk menerima kunjungan wisatawan, papar Bupati Mahayastra.

Mahayastra menyebutkan, vaksinasi massal berbasis banjar diberikan kepada 32.000 orang dari 47.000 orang yang telah didata. Vaksin tahap kedua akan diberikan setelah 8 minggu melakukan vaksinasi pertama. “Mengingat vaksin yang diberikan nantinya tidak menggunakan Sinovac, perlu waktu 8 minggu untuk vaksin kedua, jadi kita punya persiapan. Kalau ada sisa kita bawa ke daerah Mas dan Peliatan dan mudah-mudahan secepatnya Ubud menjadi motor bangkitnya pariwisata Bali,” harapnya. Di samping itu, Ubud juga dijadikan pilot project zona kawasan hijau bebas Covid-19 oleh pemerintah pusat.

Mahayastra mengucapkan terima kasih atas antusiasme dan kesadaran masyarakat akan pentingnya vaksin. ”Saya hari ini mengucapkan terima kasih kepada masyarakat karena dukungan dan kesadarannya yang luar biasa,” ujar Mahayastra.

Desa-desa yang menjadi fokus pelaksanaan vaksin yaitu Desa Kedewatan, Sayan, Petulu dan Kelurahan Ubud dengan jumlah banjar mencapi 33. Vaksinasi massal sistem banjar menuju Ubud hijau dipastikan selesai dalam waktu 5 hari.  (LE-GA1)

Lenteraesai.id