judul gambar
HeadlinesKarangasem

Penghuni Bapas Karangasem Diberi Keterampilan Bertani Tanpa Menyentuh Tanah

Karangasem, LenteraEsai.id – Selama ini orang yang pernah menjalani pidana di dalam lembaga pemasyarakatan (lapas) selalu mendapat cap atau label yang negatif dari masyarakat karena dinilai sebagai orang yang kurang baik atau jahat.

“Dengan label negatif yang diberikan oleh masyarakat seperti itu, justru akan membuat para penghuni lapas tetap berlaku jahat saat nanti mereka usai menjalani pidana,” kata Kadiv Pas Kanwil Hukum dan HAM Bali, Suprapto, saat ditemui di Balai Pemasyarakatan (Bapas) Kelas II Karangasem, Rabu (17/3).

Suprapta mengatakan, untuk mengurangi cap atau label negatif tersebut harus dilakukan melalui beberapa cara, antara lain dengan memberikan bimbingan kepribadian kepada para penghuni lapas, sehingga nantinya bisa menunjukkan kepada masyarakat bahwa mereka sebenarnya orang baik-baik.

“Dengan bimbingan kepribadian diharapkan masyarakat bisa melihat bahwa mereka bisa mengikuti kegiatan dengan baik. Selain itu, untuk menghilangkan cap atau label negatif di masyarakat, kita juga mengadakan asimilasi, integrasi dan lain sebagainya kepada para klien kemasyarakatan,” kata Suprapto didampingi Kepala Bapas Kelas II Karangasem, I Kadek Dedy Wirawan Arintama.

Terkait dengan sulitnya mencari pekerjaan bagi orang yang pernah menjalani tahanan, Bapas Kelas II Karangasem telah memberikan keterampilan kemandirian bagi para klien pemasyarakatan terkait bagaimana cara bertani tanpa menyentuh tanah.

“Kegiatan ini sangat bagus, karena jika mereka sudah bebas nanti, punya bekal untuk bisa bertani mandiri di rumah. Saat ini hasil pertanian tanpa menyentuh tanah sangat diminati, karena hasilnya sangat bersih dan higienis,” kata Suprapto.

Tidak disebutkan secara rinci mengenai cara bertani dengan tidak menyentuh tanah, namun ada dugaan dilakukan melalui sistem hidroponik atau yang lainnya.

Suprapto berharap dengan adanya keterampilan itu, nanti ketika para klien sudah bebas dari menjalani hukuman, bisa membuka lapangan pekerjaan, minimal untuk kehidupan dirinya sendiri dulu, yaitu untuk kehidupan sehari-hari.

“Kegiatan bertani itu sampai sekarang masih terus berlanjut secara bertahap agar warga binaan mempunyai keterampilan ketika sudah bebas nanti,” kata Suprapto, menandaskan. (LE-Jun) 

Lenteraesai.id