judul gambar
HeadlinesKarangasem

Memohon Tiga Pemancing ‘Dikembalikan’, Paguyuban Lingga Suara Nunas Pawisik di Pantai Mimba

Karangasem, LenteraEsai.id – Pantai Mimba yang terletak di Desa Padangbai, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem belakangan ini menjadi pantai yang cukup menyedot perhatian khalayak banyak, terutama masyarakat di Pulau Dewata.

Pantai yang begitu fenomenal dan penuh dengan aura mistis, belakangan kembali ‘menelan’ tiga warga yang tengah memancing ikan, yang hingga kini tak diketahui rimbanya alias masih misterius.

Terpanggil untuk sebuah aksi kemanusiaan, suatu kelompok atau Paguyuban Lingga Suara datang ke lokasi kejadian guna melakukan penglihatan secara spiritual atau secara niskala, dengan harapan dapat mengetahui apa yang sebenarnya telah terjadi di Pantai Mimba dalam beberapa hari ini.

Sebelum datang ke kawasan pantai yang dikurung tebing batu karang, anggota Paguyuban Lingga Suara, pada Rabu (24/2) malam terlebih dahulu melakukan persembahyangan di Pura Silayukti untuk memohon ridho dan petunjuk dari Yang Maha Kuasa.

Usai bersembahyang dengan memohon petunjuk lewat ‘pawisik’, rombongan selanjutnya menuju Pantai Mimba tepat pada tengah malam di bawah guyuran air hujan yang kadang turun kadang mereda. Mereka berada di tempat itu hingga matahari terbit dari ufuk timur, keesokan harinya.

Ngurah Barakan, selaku ketua Paguyuban Lingga Suara ketika dihubungi, Kamis (25/2) mengatakan, berdasarkan ‘pawisik’ yang diperoleh pihaknya, Pantai Mimba, khususnya di lokasi hilangnya 3 orang pemancing, tidak diperkenankan untuk dimanfaatkan sebagai tempat memancing atau menangkap ikan.

“Menurut petunjuk yang saya dapatkan, di seputar lokasi hilangnya tiga warga yang sedang memancing ikan, tidak layak untuk digunakan sebagai tempat untuk memancing, karena kawasan itu merupakan tempat yang sangat suci,” ujar pria yang berasal dari daerah Subagan, Kabupaten Karangasem itu.

Ia menjelaskan, sebagai kawasan suci, di lokasi yang terdapat semacam ‘danau kecil’ Pantai Mimba, hanya boleh dimanfaatkan sebagai tempat yang ada hubungannya dengan mendekatkan diri kepada Tuhan atau Ida Bhatara yang berstana di sana, seperti persembahyangan, ritual dan lain-lain.

Mengenai tiga korban yang hilang, Ngurah Barakan yang juga penekun spiritual meyakini bahwa di antara ketiga pemancing itu, ada kemungkinan akan kembali. 

Berdasarkan penglihatan secara niskala, di bawah permukaan air laut Pantai Mimba, ada sebuah jalur yang dikatakan ‘berbeda’. Jadi, sedikit saja masuk ke jalur tersebut, maka tembusnya akan ke Samudra Hindia, sehingga jika masuk jalur tersebut maka tidak akan pernah bisa kembali.

“Itu kalau secara niskala yang saya lihat, mungkin berbeda kalau dari sisi sekala atau dunia nyata,” ungkap Ngurah Barakan, meyakinkan.

Sehubungan dengan itu, lanjut dia, saat kelompoknya berada di Pantai Mimba, tak henti-hentinya berdoa, serta memohon agar ketiga korban  secepatnya dapat ‘dikembalikan’ hingga kemudian bisa ditemukan.

Seperti yang sudah diberitakan, tiga warga yang tengah pemancing ikan di di Pantai Mimba pada Sabtu (13/2) malam lalu, tiba-tiba tak tentu rimbanya, hingga harus mengundang kehadiran tim SAR gabungan untuk melakukan upaya pencarian.

Setelah selama sepekan tim SAR mengubek wilayah peraian namun belum juga menemukan ketiganya, akhirnya secara formal operasi pencarian dinyatakan dihentikan pada Sabtu (20/2) petang lalu.

Ketiga korban tersebut,  I Kadek Rena (31) dan I Wayan Abdiyana (30), keduanya penduduk Desa Duda, Kecamatan Selat, serta I Gede Satya (30) warga asal Bebandem, Kabupaten Karangasem.  (LE-Jun) 

Lenteraesai.id