judul gambar
AdvertorialDenpasarHeadlinesNews

Sekda Dewa Indra: Hoax, Pemprov Bali Izinkan Warga Nonton TV dan Akses Internet Saat Nyepi

Denpasar, LenteraEsai.id – Pemerintah Provinsi Bali membantah mengizinkan warga Bali bebas mengakses internet saat perayaan Nyepi tahun baru saka 1942 yang jatuh pada hari Rabu, 25 Maret mendatang.

Bantahan itu disampaikan oleh Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra, terkait adanya pemberitaan di salah satu media online berjudul ‘Koster Izinkan Warga Bali Akses Internet dan Ambulans Saat Nyepi karena Corona’.

Berita tersebut kemudian menyebar dengan cepat melalui media sosial yang menimbulkan interpretasi beragam dari masyarakat.

Meluruskan pemberitaan tersebut, Dewa Indra di Denpasar, Rabu (18/3) menyebutkan, pada saat menggelar jumpa pers di Gedung Jayasabha hari Selasa (17/3) lalu, Gubernur Bali Wayan Koster sempat mendapat pertanyaan terkait adanya surat dari Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) Wilayah Bali yang memintanya memberi dispensasi bagi warga dan rumah sakit agar bisa mengakses internet, siaran televisi, hingga ambulans saat Hari Raya Nyepi.

Menjawab pertanyaan tersebut, Gubernur Koster mengatakan bahwa dalam kaitan dengan pelayanan yang berhubungan dengan kemanusiaan, ia perlu menerapkan kebijakan khusus.

“Berikut yang berkaitan dengan adanya surat dari Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia supaya media elektroniknya dalam kaitan dengan pelayanan bisa tetap diberi ruang untuk aktif. Karena ini untuk pelayanan kemanusiaan, saya perlu melakukan tindakan. Terhadap hal yang perlu penanganan atau membutuhkan hal khusus, itu bisa dilaksanakan. Kaitannya dengan pelayanan publik tetap, ambulans tetap bisa operasi. Pada Nyepi sebelumnya memang sudah begitu,” demikian kutipan rekaman pernyataan gubernur pada saat jumpa pers. 

Menyimak pernyataan gubernur seperti itu, Sekda Dewa Indra mengatakan bahwa berita yang dimuat di salah satu media online tersebut tidak sesuai dengan apa yang disampaikan Gubernur Wayan Koster pada saat jumpa pers. “Karena di dalam berita disebutkan bahwa warga bisa mengakses internet dan nonton televisi,” katanya.

Agar persoalan tidak menjadi makin bias, Dewa Indra menyampaikan bahwa pihaknya sudah menjawab surat dari ARSSI. Dalam surat jawaban tersebut dijelaskan bahwa Pemprov Bali telah mengeluarkan seruan kepada penyelenggara telekomunikasi yang menyediakan akses internet dan IPTV.

Seruan tersebut diperkuat oleh keluarnya Surat Edaran Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2020 tentang Imbauan Untuk Melaksanakan Seruan Pemerintah Provinsi Bali. 

Pemprov Bali menyerukan pemberhentian sementara internet, media sosial dan siaran IPTV pada saat Nyepi tahun baru saka 1942 tanggal 25 Maret 2020 dari pukul 06.00 Wita sampai tanggal 26 Maret pukul 06.00 Wita, kecuali untuk obyek vital antara lain layanan rumah sakit, kantor kepolisian, militer, BPBD, BMKG, Basarnas, pemadam kebakaran, pelabuhan dan bandara. 

Penghentian internet didasari atas seruan bersama Majelis-majelis Agama dan Keagamaan dan unsur pimpinan daerah pada tanggal 11 Februari 2020, untuk menciptakan pelaksanaan Hari Raya Nyepi yang khusuk, tertib, menghindari kemungkinan konfliks dan keresahan yang muncul oleh berita-berita yang tidak bertanggung jawab di jejaring internet. 

Seruan itu juga didasari Nota Kesepakatan KPID Provinsi Bali, Pemerintah Provinsi Bali dan DPRD Provinsi Bali yang dihadiri oleh utusan dari PHDI Provinsi Bali, Komisi Informasi Provinsi Bali, Kepala Dinas Pemajuan Masyarakat Adat dan seluruh lembaga penyiaran yang ada di Provinsi Bali, yang disepakati bersama pada 16 Maret 2020 di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi Bali di Denpasar.

Pemprov Bali juga menyerukan agar TV dan radio tidak mengadakan atau melakukan siaran di Bali selama pelaksanaan Hari Raya Nyepi tahun baru saka 1942 tanggal 25 Maret 2020 dari pukul 06.00 Wita sampai tanggal 26 Maret pukul 06.00 Wita.

Pemberhentian siaran televisi, radio dan siaran lainnya dimaksud didasarkan atas kebutuhan untuk menciptakan pelaksanaan Hari Raya Nyepi yang khusuk dan tertib, karena televisi, radio dan siaran lainnya merupakan salah satu sarana hiburan yang tidak sesuai dengan pelaksanaan Catur Berata Penyepian.

Sementara pelayanan ambulans RS tetap diperbolehkan selama pihak RS dan ambulans berkoordinasi dengan pecalang di wilayah RS dimaksud, sehingga perjalanan ambulans bisa dipantau, dikondisikan dan diinformasikan kepada pecalang lainnya di sepanjang jalur yang dilewati ambulans.

Dengan demikian diharapkan tidak akan ada penyetopan ambulans sembarangan, dan mencegah penyalahgunaan ambulans untuk keperluan lainnya, demikian Sekda Dewa Indra, memaparkan. (LE-DP1)

Comment

Comment here

Lenteraesai.id