judul gambar
DenpasarHeadlines

Tiga Wanita Hadirkan 27 Karya Seni Rupa Bertema ‘Pertiwi’ di Santrian Gallery

Denpasar,  LenteraEsai.com –   Sebanyak 27 karya seni rupa  dipamerkan di Santrian Gallery Sanur, Denpasar, yang berlangsung  pada tanggal 6 Maret sampai 30 April 2020.

Hal ini terungkap saat digelar press conference yang dibuka oleh seniman lukis  Made Dollar Astawa dan berlangsung di Gallery Santrian Sanur, Kamis (5/3/2020).

Dollar mengatakan, pameran ini mengusung tema ‘Pertiwi’ hasil karya dari tiga perupa wanita. Masing-masing adalah Nyoman Sani (lukisan media akrilik), Ayu Sri Wardani (lukisan cat minyak) dan Gusti Oka Armini (karya seni grafis dengan media karet, yang dicetak di kertas).

Selanjutnya, Ayu Sri Wardani menyebutkan, proses kreatifnya selama ini terdiri beberapa fase. Salah satu di antaranya lebih menitikberatkan pada tema penderitaan, dengan mengangkat filosofi bahwa di balik penderitaan selalu ada harapan.

“Makanya selama ini saya pernah angkat lukisan tsunami dan bom Bali. Dan kini pada pameran bertema Pertiwi, saya tuangkan tentang Toba. Mengapa ini saya angkat, karena saya memiliki pengalaman pribadi dengan seseorang yang berasal dari Toba,. Beliau adalah suami saya, Erland Sibuea. Namun kini beliau telah menghadap Ilahi pada November 2016,” ujar Ayu dengan ekspresi sendu.

Kepergian seseorang yang sedemikian istimewa bagi Ayu ini, membuatnya sempat terpuruk selama beberapa saat. Setapak demi setapak, Ayu kemudian meluapkan kesedihan pada kanvas dan sering kali menggoreskan Toba sebagai objek lukisannya.

“Suami saya pernah mengatakan, ia ingin melihat saya melukis Toba namun dengan kekhasan cara melukis saya. Ini yang akhirnya saya lakukan setelah suami berpulang kepada Tuhan. Apalagi, Toba memang sangat indah dalam pengertian yang sebenarnya,” ujar Ayu.

Dia melanjutkan bahwa Toba juga menggambarkan gejolak batin seorang ibu yang menghayati dinamika lagu kehidupan, di mana hal ini termanifestasikan dalam metafora alam Toba.

“Bagi saya, Pertiwi adalah bumi tempat kita berpijak diibaratkan ibu yang memberikan kehidupan alam yang sudah ada sejak kita lahir pemberian Ilahi. Sedang Toba hanyalah setitik kecil dari bagian keindahan bumi tetapi menjadi bagian yang sangat besar dan berharga dalam sejarah hidup saya. Toba menjadi inspirasi karya saya dalam pameran ini bukan hanya sekedar alamnya yang mempesona, tapi ada keindahan alam yang menyatu dengan anugerah cinta yang mengiringi perjalanan hidup,” ujar Ayu.

Sementara itu, dalam karya-karya ketiga perupa wanita ini  tervisualisasikan dengan cara ungkapan yang berbeda melalui gestur dan komposisi warna yang khas mengungkapkan penghayatan diri antara sebagai perupa dan ibu.

Dikatakan Nyoman Sani,  bahwasanya ia lebih cenderung menampilkan karya dengan energi yang feminim baik dari unsur-unsur medium maupun teknik lahir dari pemilihan warna-warna yang lebih cerah dan lembut namun ada juga terkesan keras. Seperti ibu yang melahirkan anak-anaknya berbagai unsur karakter dan emosi terekam di tiap karya kali ini.

Menurut Sani, pandangan estetik yang menjadi spirit baginya untuk selalu berkarya adalah bahwa perempuan akan memberikan apa saja yang dimiliki kepada siapapun melalui keindahan titik tema Pertiwi.

Di sisi lain, Gusti Oka Armini mengungkapkan rasa syukur atas segala keindahan Bumi Pertiwi yang harus dijaga dan dilestarikan. Kehidupan yang dinamis dari waktu ke waktu kemudian menginspirasi di setiap karya sebagai luapan kesuburan dengan harapan agar dalam alam tetap terjaga sebagai penawar dan penyeimbang dalam kehidupan.

“Tema ini terekam dalam guratan-guratan garis yang ditorehkan dalam media lino dengan teknik cetak cukil habis yang menggambarkan komposisi tumbuhan liar etik dalam mengekspresikan ide-ide kreatif saya saat berkarya grafis. Ada hal-hal menarik yang bisa saya nikmati, yaitu saat proses mencukil dan memberi pewarnaan karena di sana ada ungkapan dari rasa penasaran saya terhadap hasil yang nanti terekam melalui teknik cetak,” kata Gusti Oka Armini. (LE-DP)

Comment

Comment here

Lenteraesai.id